Mengapa kuliner Jogja manis2 semua?(padahal orang2nya udah manis2..eaaa)
Jawabannya?

Ada pada melimpahnya perkebunan tebu yang sejak 1800an diolah oleh Hindia Belanda melalui Pabrik2 gulanya yang menyuplai pasar dunia. 

Bayangken sodara2…untuk wilayah seluas DIY saja, tercatat ada 19 SF (Suiker Fabriek). Semuanya besar2 kilangnya dilengkapi pelbagai loji, taman dan rel lori yang menyambung ke stasiun2 penghubung.

Mungkin garam dikuasai pemerintah/Belanda sedangkan gula lebih melimpah2,  sehingga masakan simbah2 kita dulu ‘daripada ditambah garam yang mahal, mending dikasih gula yang melimpah ruah’… Walhasil maniiiiis kabeeeeh….

Setelah semalam suntuk cari referensi ttg 19 Pabrik gula yang pernah ada di DIY langsung bikin di google maps plus cari alamat lengkapnya, siapa tahu ada yg mau napak tilas? 

Sedikit gambar dari 19 Suiker Pabriek yang pernah wujud di DIY ( 7 di Sleman, 1 di Kulonprogo dan 11 di Bantul).

Tapi harap maklum ya, kebanyakan sudah dibumihanguskan saat penjajahan Jepang dan perang setelah kemerdekaan saat Belanda ingin menguasai Jogja kembali. Sisanya ada yang jadi museum, balai desa, sekolah, rumahsakit dan juga banyak yg jadi rawa2.
Yang jelas, dari 19 PG ini hanya tinggal 1 (satu saja saudara!) yang masih beroperasi yaitu PG Padokan atau Madukismo di Kasihan  Bantul.

1. PG Randoegoenting atau Tjandi Sewu, Kampung Mbabrik, Prambanan, Sleman. ~ tersisa bangunan cerobongnya

2. PG Tandjoengtirto/PG Kalasan, Berbah, Sleman ~ Masih utuh, tetapi menjadi gudang tembakau

3. PG Wonotjatoer, Wonocatur (skrg menjadi Kompleks Bandara Adisucipto) Banguntapan, Bantul ~ sekarang menjadi Museum Dirgantara TNI AU

4. PG Kedaton Pleret, Pleret Bantul. Sekarang menjadi lapangan, belakang pasar Pleret.

5. PG Jeboegan/Bantoel, di Kota Bantul. Sekarang menjadi SMP Negeri 1 Bantul yg dibangun diatas tanah bekas pabrik. Telah dibumihanguskan saat perang.

6. PG Barongan, Mindi, Sumbermulyo  Jetis, Bantul. Kini menjadi kebun dan rawa2. Bekas2 penopong cerobong asapnya masih ada.

7. PG Poendong, di Pundong, Bantul. Kini menjadi gedung Rumah Sakit Penyandang Cacat.

8. PG Padokan/Madoekismo, di Kasihan, Bantul ~ Kini masih beroperasi walau sebenarnya bukan pabrik yang lama  karena telah dibumihanguskan agar tidak jadi markas Belanda. Dan dibangun kembali oleh Sultan HB IX pada 1951.

9. PG Gondanglipoero/Gandjoeran. Di Ganjuran, Bambanglipuro, Bantul. Kini sebagian menjadi sekolah dan bagian bangunan gereja.

10. PG Gesikan, di Wijirejo, Pandakan, Bantul. ~ Sekarang menjadi hutan belukar dengan sisa2 pondasinya masih terlihat.

11. PG Demakidjo, di Dowangan, Banyuraden, Gamping, Sleman ~ Masih tersisa gedung administrator pabrik

12. PG Tjebongan di Cebongan, Mlati, Sleman ~ sekarang menjadi gudang beras.

13. PG Beran di Kota Beran, Sleman.  Kini menjadi kompleks perkantoran pemerintah daerah Kabupaten Sleman.

14. PG Medari di Caturharjo, Medari  Sleman. ~ Sekarang telah dialihfungsi menjadi pabrik tekstil.

15. PG Rewoeloe di dekat Stasiun Rewulu, Argomulyo, Sedayu, Bantul (Jalan Wates Km 9)

16. PG Klatji di Godean, Sleman. Sekarang menjadi SMKN 1 Godean

17. PG Sendangpitoe di Gedongan, Sumberagung, Moyudan, Sleman. Masih tersisa bangunan2 administrator pabriknya, sebagian menjadi kantor balai desa.

18. PG Sedajoe  di Sedayu, Bantul

19. PG Sewoegaloer di Brosot, Galur, Kulonprogo. Sisa2 bangunan administrator pabrik masih ada.